Selasa, 08 Desember 2009

Waktu adalah ilusi....

oleh: Hendradi Hardhienata


Setelah vakum cukup lama akhirnya ada juga waktu untuk menulis di blog ini. Saya baru saja menonton sebuah film fiksi kocak masa-masa tua Einstein di Princeton bersama teman-temannya. Di film itu Einstein ingin menjodohkan cucunya seorang mahasiswi matematika cantik yang catuh cinta pada seorang psikolog cerdas tapi membosankan yang menurut Einstein akan menghasilkan sebuah pernikahan yang tidak bahagia dengan seorang mekanik biasa tapi perhatian dan tampan. Mungkin kegagalan pernikahan Einstein dengan Istri pertama Milevalah yang membuat Einstein ingin menjodohkan cucunya dengan mekanik biasa karena kecerdasan sendiri tidaklah cukup untuk perkawinan yang bahagia...hehehe....


Namun ada satu ungkapan yang diulang dua atau tiga kali tentang sindiran Einstein akan waktu. "Time does not exists, its an illusion" demikianlah katanya. Saya tidak tahu apakah ia benar-benar pernah mengatakan hal itu kepada publik. (Tampaknya iya...).

Bagi para mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah fisika modern atau relativitas hal itu tentu bukan sesuatu yang aneh. Kita tahu konsep waktu dibuat berdasarkan fakta sederhana: hukum entropi (2nd thermodynamics law) memastikan bahwa setiap orang akan menjadi tua. Tidak ada orang yang tiba pada suatu fase dimana ia akan mengalami pemudaan (sel-sel kembali muda) seperti yang diimpikan oleh penulis novel "the curious case of Benjamin Button". konsep waktu juga dibuat (diciptakan oleh manusia) berdasarkan keteraturan, seperti siang dan malam, rotasi bumi, dan revolusi bumi mengelilingi matahari. Namun sebenarnya itu semua illusi!

Bayangkan suatu kondisi dimana kita berada pada usia 25 tahun dan kemudian kita tidak menua sama sekali. Kita hidup di sebuah planet yang tidak mengenal siang malam ataupun perubahan musim atau rotasi dan revolusi. Bagi kita waktu tidak ada! kita hidup selama-lamanya. Tidak ada besok dan masa lalu karena semua itu sama saja.

Sekarang bayangkan kasus Benjamin Button, Jika sel-sel kita memuda maka masa lalu menjadi masa depan dan masa depan adalah masa lalu. Kita dapat berkata, ok kita ketemu kemarin (karena besok kita menjadi lebih muda...).

Bukti bahwa waktu adalah ilusi dapat ditunjukkan dari teori relativitas khusus einstein. Setiap pengamat akan menghitung waktu yang relatif berdasarkan kecepatannya satu sama lain. Seorang pengamat yang melihat orang melintas dengan kecepatan tertentu v akan melihat bahwa waktu bagi orang yang melintas tersebut lebih lama dari waktunya (semakin lama jika ia melintas mendekati c, kecepatan cahaya) atau dengan kata lain satu denyut nadi orang yang melintas lebih lama dari denyut nadi si pengamat. Dua kejadian misalnya ledakan pada waktu x bisa berbeda menurut pengamat 1 dan 2. So waktu bagi keduanya tidak sama....mengapa karena yang sama adalah kecepatan cahaya.... jadi... apakah waktu itu...ilusi? Ya!....sekali lagi waktu ada karena hukum kedua termodinamika...karena kita tidak hidup abadi namun sel-sel kita terus menua (towards maximum entropy).

Maka jika kelak ada surga (mudah-mudahan ada!) dan manusia hidup abadi...konsep waktu tidak penting....apalagi jika kita bisa melejit seperti malaikat...mendekati kecepatan cahaya...maka setiap orang memiliki jam yang berbeda-beda...atau tidak ada yang perlu jam karena tidak ada yang sama! mengapa? karena waktu adalah ilusi.

So Prof. Einstein, mungkin Anda akan ditertawakan oleh publik saat berkata bahwa waktu adalah ilusi...tapi bagi kami para fisikawan....kami tidak akan menertawakan Anda, kami hanya akan mengangguk pelan dan berkata: Sssttt.....ini rahasia kita kan??? hahaha

ilustrasi: http://www.zamandayolculuk.com/Cetinbal/PU/p_einstein_time.PNG

7 komentar:

Rumah Minimalis mengatakan...

klo waktu adalah ilusi.. klo cahaya bagaimana..
bukankah dunia ini hanya cahaya saja yang dipermainkan oleh waktu?. apakah dunia ini akan mengalami kelenturan?

Anonim mengatakan...

@O2:
Pertanyaan bagus. Cahaya adalah konstanta fisis alam tercepat yang sampai sekarang terbukti konstan (sekitar 3 10^8 m/s). Setiap orang yang bergerak dengan kecepatan tertentu (apalagi mendekati c) tidak sepakat mengenai waktu tetapi sepakat bahwa kecepatan c adalah sama untuk keduanya. Jadi bukan cahaya yang dipermainkan waktu tetapi waktulah yang mempermainkan kita karena yang esensial sebenarnya adalah c.

Mengenai dunia mengalami kelenturan tergantung dimensi apakah yang anda gunakan. Dimensi fisis kita adalah 4 (x,y,z, dan t) sedangkan dalam perumusan teori dawai (strings) dan membranes bisa hingga 10, 12, bahkan 24 diimensi. Penjelasannya terlalu teknis tetapi dalam dimensi2 yang lebih tinggi objek2 dalam melentur atau menjadi satu. Dalam dimensi fisis kita dunia tidak mengalami kelenturan.

Sekian

HH

Rosyid mengatakan...

http://mr-mahmudi.blogspot.com/
untuk saat ini masih bingung tentang dimensi waktu... karena dimensi tersebut hanya satu arah berbeda dengan 3 dimensi lainnya... bagaimana menurut bapak?

Rumah Minimalis mengatakan...

pak. bisa terangkan bagaimana ruang dan waktu dapat terpilin?

Andy mengatakan...

Salam
Aku pernah baca sebuah artikel fisika, kalau ga salah fisika kuantum, kalau waktu itu sebenarnya tidak mengalir. Tapi kesadaran pengamatanlah yang membuat waktu seolah mengalir. Ini magsudnya bagaimana? Lalu mengapa kelihatannya mengalir dari sudut pandang persepsi kita?

Terimakasih.
Salam

Ulfah Husnun Fisikanta mengatakan...

hahaha (????)

RidwanDedeJanu19 mengatakan...

setiap kita berganti aktivitas, berganti pikiran, berganti niat dalam aktivitas sama atau berbeda, maka itu tanda ada waktu berjalan.