Pertanyaan M Iqbal
Asw, Pak Dodi!!Saya mau bertanya:
1>Kenapa persyaratan kekelan momentum memberi syarat massa harus merupakan "kuantitas relatif"?
Jawaban: Pertanyaan yang bagus Iqbal! Menurut saya kuantitas massa haruslah relatif karena untuk meninjau hukum kekekalan momentum kita menggunakan sebuah kerangka acuan tertentu (kita pilih) yang tidak bergerak bersama gerak massa tersebut. Sebagai contoh Anda melempar mA dari kerangka S sedang saya melempar mB dari kerangka S'. Dari sudut pandang saya massa yang Anda lempar (mA) adalah massa relatif begitu juga massa saya karena KERANGKA ACUAN SAYA TIDAK BERGERAK BERSAMA MASSA TSB (Anda juga begitu kalau dari kerangka Anda). Lain halnya jika saya mengginakan kerangka acuan yang bergerak bersama dengan massa saya misalnya maka saya melihat mA massa relatif dan mB massa proper tetapi perhitungannya menjadi lebih complex karena saya menggunakan kerangka non inersial!
2>Bagaimana menurut Bapak, cahaya dapat disebut sebagai gelombang dan dapat disebut partikel tergantung pada tools yang menerima/diradiasi oleh cahaya tersebut(Asumsi saya ini berdasar pada: mata atau dalam hal ini retina dapat merespon cahaya dalam bentuk partikel sehingga dapat meneruskan sinyal/bayangan yang diterima ke otak sehingga dapat mengenali benda yang memantulkan atau menghasilkan cahaya tersebut sedangkan benda yang merespon cahaya sebagai gelombang karena memantulkan kembali cahaya dari sumber cahaya hingga dapat diterima oleh mata)
Thats another good question! Pernyataan Anda benar bahwa tools atau instrumen akan mempengaruhi sifat dualitas cahaya sehingga ia hanya menunjukkan satu sifat saja. Lebih jauh, menurut Intepretasi Copenhagen (tafsir standar mekanika kuantum dari Kelompok Bohr, Heisenberg, dan Born) sebelum dilakukan pengukuran sebuah sistem (foton misalnya) berada pada keadaan dual (fungsi gelombangnya dalam keadaan partikel dan cahaya) namun setelah observasi maka fungsi gelombangnya akan collapse menjadi salah satu saja tergantung setting kita. Menarik untuk didiskusikan adalah sifat observator (dalam hal ini manusia atau alat) mempengaruhi eksperimen atau dengan kata lain kita/manusia memainkan peranan dalam kosmos, pikiran kita bisa mengubah fungsi gelombang materi! Untuk lebih jelasnya coba Anda baca kisah tentang Schroedingers cat atau kucing schrodinger yang 50% mati dan 50% hidup.
Tentang retina, benar bahwa dalam hal ini sel2 mata kita menerima cahaya dalam bentuk partikel foton. Dalam hal ini interaksi mata (sel penerima dalam retina) mengkollapse fungsi gelombang foton menjadi partikel.
Rabu, 12 Maret 2008
Kekekalan dan Masalah Dualisme Gelombang Partikel
Diposting oleh hendradi hardhienata di 03.56
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar